Trainer outbound panggilan
|
Bila bapak / Ibu akan mengadakan program outbound , outing , gathering dll dimanapun tempatnya dan memerlukan TRAINER OUTBOUND - GAMES MASTER - FASILITATOR OUTBOUND , silahkan menghubungi kami . Kami siap membantu , kami mempunyai lebih dari 50 anggota yang siap memfasilitasi untuk acara outbound termasuk konsultasi dan saran2 untuk lokasi / tempat outbound yang pas dengan kebutuhan bapak /ibu . Alat2 kami langkap termasuk untuk FLYING FOX , HIGH ROPE , DLL. . Personal kami profesional dan sudah berpengalaman bertahun tahun menangani outbound . TRUST US , WE SINERGY FOR SUCCESS .
Untuk info dan konsultasi GRATISS...!!
Silahkan hubungi : 087878833582
atau email ke : tlc_sinergy@yahoo.com
|
Sinergy For Succes! Mediasi experiental learning with more fun & becoming person with a new look of life.
Trainer outbound panggilan
Nenek Si Pemungut Daun
Dahulu di sebuah kota di Madura, ada seorang nenek tua penjual bunga cempaka. Usai jualan, ia pergi ke masjid Agung di kota itu. Ia berwudhu, masuk masjid, dan melakukan salat Zhuhur. Setelah membaca wirid sekedarnya, ia keluar masjid dan mengumpulkan dedaunan yang berceceran di halaman masjid. Selembar demi selembar dikaisnya. Tidak satu lembar pun ia lewatkan. Tentu saja agak lama ia membersihkan halaman masjid dengan cara itu. Padahal matahari Madura di siang hari sungguh menyengat. Keringatnya membasahi seluruh tubuhnya.
Banyak pengunjung masjid jatuh iba kepadanya. Pada suatu hari Takmir masjid memutuskan untuk membersihkan dedaunan itu sebelum perempuan tua itu datang.
Pada hari itu, ia datang dan langsung masuk masjid. Usai salat, ketika ia ingin melakukan pekerjaan rutinnya, ia terkejut. Tidak ada satu pun daun terserak di situ. Ia kembali lagi ke masjid dan menangis dengan keras. Ia mempertanyakan mengapa daun-daun itu sudah disapu sebelum kedatangannya. Orang-orang menjelaskan bahwa mereka kasihan kepadanya.
“Jika kalian kasihan kepadaku,” kata nenek itu, “Berikan kesempatan kepadaku untuk membersihkannya.” Singkat cerita, nenek itu dibiarkan mengumpulkan dedaunan itu seperti biasa. Seorang kiai terhormat diminta untuk menanyakan kepada perempuan itu mengapa ia begitu bersemangat membersihkan dedaunan itu
Perempuan tua itu mau menjelaskan sebabnya dengan dua syarat: pertama, hanya Kiai yang mendengarkan rahasianya; kedua, rahasia itu tidak boleh disebarkan ketika ia masih hidup. Sekarang ia sudah meniggal dunia, dan Anda dapat mendengarkan rahasia itu.
“Saya ini perempuan bodoh, pak Kiai,” tuturnya. “Saya tahu amal-amal saya yang kecil itu mungkin juga tidak benar saya jalankan. Saya tidak mungkin selamat pada hari akhirat tanpa syafaat Kanjeng Nabi Muhammad. Setiap kali saya mengambil selembar daun, saya ucapkan satu salawat kepada Rasulullah. Kelak jika saya mati, saya ingin Kanjeng Nabi menjemput saya. Biarlah semua daun itu bersaksi bahwa saya membacakan salawat kepadanya.“
Banyak pengunjung masjid jatuh iba kepadanya. Pada suatu hari Takmir masjid memutuskan untuk membersihkan dedaunan itu sebelum perempuan tua itu datang.
Pada hari itu, ia datang dan langsung masuk masjid. Usai salat, ketika ia ingin melakukan pekerjaan rutinnya, ia terkejut. Tidak ada satu pun daun terserak di situ. Ia kembali lagi ke masjid dan menangis dengan keras. Ia mempertanyakan mengapa daun-daun itu sudah disapu sebelum kedatangannya. Orang-orang menjelaskan bahwa mereka kasihan kepadanya.
“Jika kalian kasihan kepadaku,” kata nenek itu, “Berikan kesempatan kepadaku untuk membersihkannya.” Singkat cerita, nenek itu dibiarkan mengumpulkan dedaunan itu seperti biasa. Seorang kiai terhormat diminta untuk menanyakan kepada perempuan itu mengapa ia begitu bersemangat membersihkan dedaunan itu
Perempuan tua itu mau menjelaskan sebabnya dengan dua syarat: pertama, hanya Kiai yang mendengarkan rahasianya; kedua, rahasia itu tidak boleh disebarkan ketika ia masih hidup. Sekarang ia sudah meniggal dunia, dan Anda dapat mendengarkan rahasia itu.
“Saya ini perempuan bodoh, pak Kiai,” tuturnya. “Saya tahu amal-amal saya yang kecil itu mungkin juga tidak benar saya jalankan. Saya tidak mungkin selamat pada hari akhirat tanpa syafaat Kanjeng Nabi Muhammad. Setiap kali saya mengambil selembar daun, saya ucapkan satu salawat kepada Rasulullah. Kelak jika saya mati, saya ingin Kanjeng Nabi menjemput saya. Biarlah semua daun itu bersaksi bahwa saya membacakan salawat kepadanya.“
Doa Anda & Dia?
Doa sangat besar kuasanya. Tak jarang kita malas. Tidak punya waktu. Tidak ambil pusing untuk berdoa bagi orang lain.
Ketika kita mengingat seseorang, siapa pun itu, kita pikir itu hanya kebetulan saja padahal tidak demikian. Saat kita mengingat/teringat seseorang, maka sebenarnya saat itu kita sedang diingatkan oleh Allah agar kita mendoakannya, dan seharusnya kita berdoa bagi dia/mereka.
Mungkin saja pada saat kita mengingatnya, dia dalam keadaan butuh dukungan doa dari kita.
Berikut ini ada kisah menarik yang dapat mengingatkan dan memotivasi kita (kami dan Anda).
--------------------------
Seorang pengusaha sukses jatuh di kamar mandi dan koma. Sudah 3 hari dia koma dan dirawat di ruang ICU, dalam dunia roh seorang malaikat menghampiri si pengusaha yang terbaring tak berdaya.
Malaikat memulai pembicaraan, "Kalau dalam waktu 24 jam ada 50 orang berdoa buat kesehatan atau kesembuhanmu, maka kau akan hidup. Sebaliknya jika kurang dari 50 orang, maka kau akan meninggal dunia!"
"Kalau hanya 50 orang, itu mah gampang ... jumlah karyawan yang aku punya lebih dari 2000 orang" kata si pengusaha ini dengan yakinnya.
Setelah itu Malaikat pun pergi dan berjanji akan datang 1 jam sebelum batas waktunya, yaitu jam 07:00 pagi.
Tepat pukul 06:00, Malaikat kembali mengunjunginya dan dengan lembut si Malaikat berkata, "Anakku, aku sudah berkeliling mencari suara hati yang berdoa buatmu tapi sampai saat ini hanya 3 orang yang berdoa buatmu, sementara waktumu tinggal 60 menit lagi."
Tanpa menunggu reaksi dari si pengusaha, si malaikat menunjukkan layar besar, di layar itu terlihat wajah duka dari sang istri, di sebelahnya ada 2 orang anak kecil, putra putrinya yang berdoa dengan khusuk dan tampak ada tetesan air mata di pipi mereka".
Kata Malaikat, "Sebenarnya Allah ingin memberimu kesempatan kedua, karena doa istrimu yang tidak putus-putus berharap akan kesembuhanmu"
Kembali terlihat dimana si istri sedang berdoa, "yaa Allah, aku tahu kalau selama hidupnya suamiku bukanlah suami atau ayah yang baik! Aku tahu dia sudah mengkhianati pernikahan kami, aku tahu dia tidak jujur dalam bisnisnya, dan kalaupun dia memberikan sumbangan, itu hanya untuk popularitas saja untuk menutupi perbuatannya yang tidak benar dihadapanMu. Tapi Allah, tolong pandang anak-anak yang telah Engkau titipkan pada kami, mereka masih membutuhkan seorang ayah. Hamba tidak mampu membesarkan mereka seorang diri."
Terlihat air mata istrinya mengalir deras di pipinya yang kelihatan kurang istirahat, juga terlihat anak-anaknya duduk tertidur di bangku rumah sakit.
Melihat peristiwa itu, tanpa terasa, air mata mengalir deras di pipi pengusaha ini. Timbul penyesalan yang luar biasa, bahwa selama ini dia bukanlah suami yang baik, bukanlah ayah yang menjadi contoh bagi anak-anaknya. Saat ini dia baru menyadari betapa besar cinta istri dan anak-anak padanya, betapa besar kesalahan dirinya.
Dengan setengah bergumam dia bertanya, "Apakah diantara karyawanku, kerabatku, teman bisnisku, teman organisasiku tidak ada yang berdoa buatku ?"
Jawab si Malaikat, "Sebenarnya ada beberapa orang lain yang berdoa buatmu. Tapi mereka tidak tulus. Bahkan ada yang mensyukuri kau sekarat saat ini. Itu semua karena selama ini kamu benar-benar hanya memikirkan dirimu sendiri, tidak memikirkan masa depan karyawanmu, bahkan masa depan anak istrimu, dan kamu bukanlah atasan yang baik". Si pengusaha tersenyum pahit, dan pasrah kalau saat ini adalah saat terakhir buat dia.
Ketika waktu menunjukkan pukul 07:00, tiba-tiba si Malaikat berkata, "Anakku, Kau tidak jadi meninggal, karena baru saja ada 47 orang yang berdoa buat kesehatanmu dan selain itu Allah melihat penyesalanmu !.
Dengan terheran-heran dan tidak percaya, si pengusaha bertanya siapakah yang 47 orang itu. Sambil tersenyum si Malaikat menjawab "
"Beberapa bulan yang lalu kau pernah ke Panti Asuhan memberi bantuan bagi mereka, walau aku tahu tujuanmu saat itu hanya untuk mencari popularitas saja dan untuk menarik perhatian pemerintah dan investor."
"Baru saja saat akan sarapan pagi, salah seorang anak panti asuhan tiba-tiba mengingatmu yang telah menolong mereka, lalu dia mengajak anak-anak lainnya untuk mendoakan agar kamu tetap sehat dan dalam lindungan Allah, hati mereka tulus ikhlas mendoakanmu."
-----------------------------
Sahabat, ketika kita mengingat seseorang, siapa pun itu, kita pikir itu hanya kebetulan saja padahal tidak demikian. Saat kita mengingat/teringat seseorang, maka sebenarnya saat itu kita sedang diingatkan oleh Allah agar kita mendoakannya, dan seharusnya kita berdoa bagi dia/mereka.
Mungkin saja pada saat kita mengingatnya, dia dalam keadaan butuh dukungan doa dari kita.
Disaat kita berdoa bagi orang lain, kita akan mendapatkan kekuatan baru dan kita bisa melihat kemuliaan Allah dari peristiwa yang terjadi.
Hindarilah perbuatan dengan niat menyakiti orang lain.
Sebaliknya perbanyaklah perbuatan dengan niat membantu orang, minimal berdoa buat orang lain.
Pada saat kita berdoa buat orang lain, berdoa untuk banyak orang, maka saat itu juga sebenarnya kita telah berdoa untuk diri kita sendiri, itulah KEADILAN Allah yang Maha Pemurah, Maha Pengasih, dan Maha Penyayang.
Ketika kita mengingat seseorang, siapa pun itu, kita pikir itu hanya kebetulan saja padahal tidak demikian. Saat kita mengingat/teringat seseorang, maka sebenarnya saat itu kita sedang diingatkan oleh Allah agar kita mendoakannya, dan seharusnya kita berdoa bagi dia/mereka.
Mungkin saja pada saat kita mengingatnya, dia dalam keadaan butuh dukungan doa dari kita.
Berikut ini ada kisah menarik yang dapat mengingatkan dan memotivasi kita (kami dan Anda).
--------------------------
Seorang pengusaha sukses jatuh di kamar mandi dan koma. Sudah 3 hari dia koma dan dirawat di ruang ICU, dalam dunia roh seorang malaikat menghampiri si pengusaha yang terbaring tak berdaya.
Malaikat memulai pembicaraan, "Kalau dalam waktu 24 jam ada 50 orang berdoa buat kesehatan atau kesembuhanmu, maka kau akan hidup. Sebaliknya jika kurang dari 50 orang, maka kau akan meninggal dunia!"
"Kalau hanya 50 orang, itu mah gampang ... jumlah karyawan yang aku punya lebih dari 2000 orang" kata si pengusaha ini dengan yakinnya.
Setelah itu Malaikat pun pergi dan berjanji akan datang 1 jam sebelum batas waktunya, yaitu jam 07:00 pagi.
Tepat pukul 06:00, Malaikat kembali mengunjunginya dan dengan lembut si Malaikat berkata, "Anakku, aku sudah berkeliling mencari suara hati yang berdoa buatmu tapi sampai saat ini hanya 3 orang yang berdoa buatmu, sementara waktumu tinggal 60 menit lagi."
Tanpa menunggu reaksi dari si pengusaha, si malaikat menunjukkan layar besar, di layar itu terlihat wajah duka dari sang istri, di sebelahnya ada 2 orang anak kecil, putra putrinya yang berdoa dengan khusuk dan tampak ada tetesan air mata di pipi mereka".
Kata Malaikat, "Sebenarnya Allah ingin memberimu kesempatan kedua, karena doa istrimu yang tidak putus-putus berharap akan kesembuhanmu"
Kembali terlihat dimana si istri sedang berdoa, "yaa Allah, aku tahu kalau selama hidupnya suamiku bukanlah suami atau ayah yang baik! Aku tahu dia sudah mengkhianati pernikahan kami, aku tahu dia tidak jujur dalam bisnisnya, dan kalaupun dia memberikan sumbangan, itu hanya untuk popularitas saja untuk menutupi perbuatannya yang tidak benar dihadapanMu. Tapi Allah, tolong pandang anak-anak yang telah Engkau titipkan pada kami, mereka masih membutuhkan seorang ayah. Hamba tidak mampu membesarkan mereka seorang diri."
Terlihat air mata istrinya mengalir deras di pipinya yang kelihatan kurang istirahat, juga terlihat anak-anaknya duduk tertidur di bangku rumah sakit.
Melihat peristiwa itu, tanpa terasa, air mata mengalir deras di pipi pengusaha ini. Timbul penyesalan yang luar biasa, bahwa selama ini dia bukanlah suami yang baik, bukanlah ayah yang menjadi contoh bagi anak-anaknya. Saat ini dia baru menyadari betapa besar cinta istri dan anak-anak padanya, betapa besar kesalahan dirinya.
Dengan setengah bergumam dia bertanya, "Apakah diantara karyawanku, kerabatku, teman bisnisku, teman organisasiku tidak ada yang berdoa buatku ?"
Jawab si Malaikat, "Sebenarnya ada beberapa orang lain yang berdoa buatmu. Tapi mereka tidak tulus. Bahkan ada yang mensyukuri kau sekarat saat ini. Itu semua karena selama ini kamu benar-benar hanya memikirkan dirimu sendiri, tidak memikirkan masa depan karyawanmu, bahkan masa depan anak istrimu, dan kamu bukanlah atasan yang baik". Si pengusaha tersenyum pahit, dan pasrah kalau saat ini adalah saat terakhir buat dia.
Ketika waktu menunjukkan pukul 07:00, tiba-tiba si Malaikat berkata, "Anakku, Kau tidak jadi meninggal, karena baru saja ada 47 orang yang berdoa buat kesehatanmu dan selain itu Allah melihat penyesalanmu !.
Dengan terheran-heran dan tidak percaya, si pengusaha bertanya siapakah yang 47 orang itu. Sambil tersenyum si Malaikat menjawab "
"Beberapa bulan yang lalu kau pernah ke Panti Asuhan memberi bantuan bagi mereka, walau aku tahu tujuanmu saat itu hanya untuk mencari popularitas saja dan untuk menarik perhatian pemerintah dan investor."
"Baru saja saat akan sarapan pagi, salah seorang anak panti asuhan tiba-tiba mengingatmu yang telah menolong mereka, lalu dia mengajak anak-anak lainnya untuk mendoakan agar kamu tetap sehat dan dalam lindungan Allah, hati mereka tulus ikhlas mendoakanmu."
-----------------------------
Sahabat, ketika kita mengingat seseorang, siapa pun itu, kita pikir itu hanya kebetulan saja padahal tidak demikian. Saat kita mengingat/teringat seseorang, maka sebenarnya saat itu kita sedang diingatkan oleh Allah agar kita mendoakannya, dan seharusnya kita berdoa bagi dia/mereka.
Mungkin saja pada saat kita mengingatnya, dia dalam keadaan butuh dukungan doa dari kita.
Disaat kita berdoa bagi orang lain, kita akan mendapatkan kekuatan baru dan kita bisa melihat kemuliaan Allah dari peristiwa yang terjadi.
Hindarilah perbuatan dengan niat menyakiti orang lain.
Sebaliknya perbanyaklah perbuatan dengan niat membantu orang, minimal berdoa buat orang lain.
Pada saat kita berdoa buat orang lain, berdoa untuk banyak orang, maka saat itu juga sebenarnya kita telah berdoa untuk diri kita sendiri, itulah KEADILAN Allah yang Maha Pemurah, Maha Pengasih, dan Maha Penyayang.
Kisah Kutu dan Rantai Gajah
Kisah 1: Kisah Kutu Anjing
-------------------------------
Jika rekan-rekan ditanya, binatang apa yang paling hebat? Biasa jadi jawabannya adalah seekor kutu anjing. Ya, kutu anjing adalah binatang yang sangat hebat. Apa kehebatannya? Ia bisa meloncat sangat tinggi. Sampai kira-kira 50 kali lipat ukuran tubuhnya. Ck..ck. Subhanallah! Sungguh hebat Maha Pencipta yang menciptakan binatang ini.
Ada sebuah kisah fiksi menarik tentang kutu anjing ini. Suatu ketika anjing meminta tolong pada seekor kelinci. “Wahai kelinci, tolonglah aku. Tolong kau cari, tangkap dan buang kutu anjing di tubuhku ini. Rasanya aku sudah tidak kuat lagi.”
Kelinci pun berusaha sekuat tenaga. Tapi ia sangat sulit menangkap kutu anjing itu. Setiap ia akan menangkapnya, si kutu anjing melompat tinggi. Bahkan lebih tinggi dari kelinci. Keadaan ini membuat kelinci berpikir keras. Akhirnya ia dapat ide. Ia minta serpihan kecil daging dan bulu pada anjing. Lalu, daging dan bulu itu ia masukkan ke sebuah kotak korek api yang terbuka. Rupanya kelinci membuat jebakan untuk kutu anjing tersebut.
Kutu anjing melihat ada sebongkah daging dan bulu anjing, maka ia pun melompat masuk ke dalam kotak korek api itu. Ketika, ia sedang asyik menikmati bulu dan daging anjing itu, kelinci segera menutup penutup kotak korek api itu. Si kutu anjing pun terperangkap. Ia tidak bisa keluar dari tempat yang sempit itu.
Kelinci membiarkan kutu anjing itu beberapa hari. Ia tidak ingin tangkapannya kabur lagi. Setelah beberapa hari, kotak korek api dibuka. Meloncatlah si kutu anjing. Kelinci terkejut. Ia khawatir si kutu anjing akan kabur. Ternyata tidak. Kutu anjing itu sekarang, tidak bisa loncat melebihi tinggi kotak korek api yang beberapa hari ini mengurungnya. Kelinci dengan mudah kembali menangkap si kutu anjing.
Kisah 2: Kisah Rantai Gajah
---------------------------------
Suatu ketika, ada gajah liar yang merusak kampung. Sudah banyak orang yang celaka. Banyak rumah yang rusak. Sawah dan ladang pun demikian pula. Penduduk desa telah berusaha sekuat tenaga menangkap atau membunuh sang gajah. Tapi semua cara yang dilakukan gagal. Mereka kekurangan alat. Mereka hanya mengandalkan senapan angin yang tidak seberapa kekuatannya. Tentu saja, tidak bisa menaklukan sang gajah yang kuat dan besar.
Kebetulan sekali, lewatlah ke kampung itu seorang pemburu dari kota. Penduduk kampung pun meminta pertolongan sang pemburu. Dengan sigap pemburu ini segera memburu sang gajah. Mereka pun bertemu di pinggir kampung.
Sang pemburu sudah siap dengan berbagai alatnya. Ia gunakan senapan besar dengan kekuatan besar. Ia juga gunakan peluru bius yang sangat kuat. Ia yakin, peluru bius itu sanggup membius sang gajah. Beberapa kali tembakan meleset. Sampai pada tembakan kelima, akhirnya sang gajah tertembak. Peluru bius itu pun menancap di tubuh sang gajah. Beberapa saat, sang gajah meronta. Sampai kemudian, ia terjatuh dan pingsan.
Sang pemburu dan penduduk kampung kemudian merantai gajah itu. Rantai yang digunakan besar dan kuat sekali. Penduduk kampung pun lega. Akhirnya masalah besar itu selesai juga. Sang gajah pun bangun. Ketika bangun ia langsung berdiri dan berlari. Ia merasa benar-benar lapar. Tapi kakinya dirantai. Ia pun terjatuh. Ia berdiri lagi, lari lagi. Terjatuh lagi. Begitu terus. Sampai sang gajah lemas. Ketika melihat kesekelilingnya, ternyata ia menemukan sebongkah besar rumput. Ia pun menghampiri rumput itu dan memakannya. Ketika gajah itu kenyang, ia mencoba berlari lagi. Tapi rantai yang mengikatnya sungguh kuat. Ia terjatuh lagi.
Itulah yang terjadi hari-hari berikutnya. Sang gajah terus mencoba berlari, tapi ia terus gagal. Meski begitu, ia tidak kelaparan. Malah makin gemuk saja, karena makanannya bagus dan terjamin. Sang gajah pun berhenti mencoba lari. Setiap hari ia hanya makan saja. Rantai gajah pun diganti. Tidak lagi menggunakan besi yang besar dan kuat. Ia hanya diikat seutas tali plastik. Tapi sang gajah tidak mencoba berlari. Ia telah nyaman pada kondisinya sekarang. Ia tidak lagi liar.
--------------------------------------------------------------------------------
Rekan-rekan TLC,
Apa yang bisa disimpulkan dari dua cerita tadi? Kutu anjing yang tadinya bisa melompat tinggi, menjadi tidak berdaya dan hanya melompat setinggi kotak korek api. Demikian juga dengan sang gajah liar. Semula dibutuhkan rantai besi yang besar dan kuat untuk merantainya. Tapi, kemudian, seutas tali plastik saja tidak dicoba diputuskan oleh sang gajah.
Paling tidak ada tiga pelajaran yang dapat kita petik dari kisah di atas, diantaranya:
1. Setiap mahluk hidup sebenarnya mempunyai potensi yang hebat.
Setiap manusia dilahirkan dengan potensi yang hebat. Potensi hebat yang kita miliki diantaranya ruh, akal, nafsu, otak, fisik dan waktu yang Allah berikan. Nah, keenam potensi ini sama diberikan Allah pada setiap manusia. Perbedaannya terletak pada bagaimana kita menggunakan potensi itu. Orang yang sukses senantiasa memanfaatkan potensi yang ada. Ia yakin dengan kemampuan yang Allah berikan kepadanya.
2. Ada kondisi yang membuat potensi hebat tersebut, justru tidak digunakan. Kondisi tersebut membelenggu dirinya.
Ada banyak kondisi yang bisa membelenggu potensi manusia. Belenggu itu dapat dikelompokkan menjadi dua. PERTAMA, ketakutan & keraguan. KEDUA, belenggu kondisi. Belenggu ketakutan & keraguan adalah belenggu utama. Gajah berhenti berusaha lari karena ia takut jatuh lagi. Jatuh itu menyakitkan. Karena takut, ia belajar merasa nyaman dengan kondisi barunya. Ia pun masuk ke zona nyaman (comfort zone). Setiap kita pasti merasa takut dan ragu melakukan sesuatu yang baru. Hal baru ada di luar zona nyaman kita. Setiap manusia pasti dilanda ketakutan dan keraguan ketika ia melangkah keluar dari zona nyamannya. Belenggu kondisi adalah terbelenggunya potensi karena suatu kondisi. Misalnya kondisi ekonomi, sosial, usia, pendidikan, budaya, lingkungan dan sebagainya.
3. Manusia hebat adalah manusia yang berhasil memutuskan belenggu dalam dirinya sendiri.
Dua belenggu di atas membelenggu potensi. Bagaimana memutuskan belenggu itu? Prinsipnya ada dua. PERTAMA, optimalisasi potensi. KEDUA, pertolongan orang lain. Optimalisasi potensi bersifat internal. Kita harus mampu mengembalikan kepercayaan diri bahwa ada potensi hebat dalam diri ini. Sedangkan, pertolongan orang lain adalah hal dari luar diri kita. Orang yang mampu menjadi motivator dan membantu memutuskan belenggu yang ada.
----------------------------------------------------------------------------------
Rekan-rekan TLC, terkadang di sekeliling kita banyak ditemui orang-orang yang menjadi ‘kotak korek api’ atau ‘rantai gajah’ dalam kehidupan kita. Mereka senantiasa membuat diri kita stagnan (menghambat) dalam beraktifitas dan berbuat lebih. Kita telah merasa ada pada ‘comfort zone’ sehingga terbelenggu pada pekerjaan yang biasa saja, padahal potensi yang kita miliki akan menghasilkan lebih dari itu.
Atau sebaliknya, kita tidak menyadari bahwa kitalah si ‘kotak korek api’ dan ‘rantai gajah’ itu dalam kehidupan orang lain. Kita selalu menjadi orang yang membelenggu kesuksesan orang lain. Naudzubillah. Mari introspeksi diri!.
-------------------------------
Jika rekan-rekan ditanya, binatang apa yang paling hebat? Biasa jadi jawabannya adalah seekor kutu anjing. Ya, kutu anjing adalah binatang yang sangat hebat. Apa kehebatannya? Ia bisa meloncat sangat tinggi. Sampai kira-kira 50 kali lipat ukuran tubuhnya. Ck..ck. Subhanallah! Sungguh hebat Maha Pencipta yang menciptakan binatang ini.
Ada sebuah kisah fiksi menarik tentang kutu anjing ini. Suatu ketika anjing meminta tolong pada seekor kelinci. “Wahai kelinci, tolonglah aku. Tolong kau cari, tangkap dan buang kutu anjing di tubuhku ini. Rasanya aku sudah tidak kuat lagi.”
Kelinci pun berusaha sekuat tenaga. Tapi ia sangat sulit menangkap kutu anjing itu. Setiap ia akan menangkapnya, si kutu anjing melompat tinggi. Bahkan lebih tinggi dari kelinci. Keadaan ini membuat kelinci berpikir keras. Akhirnya ia dapat ide. Ia minta serpihan kecil daging dan bulu pada anjing. Lalu, daging dan bulu itu ia masukkan ke sebuah kotak korek api yang terbuka. Rupanya kelinci membuat jebakan untuk kutu anjing tersebut.
Kutu anjing melihat ada sebongkah daging dan bulu anjing, maka ia pun melompat masuk ke dalam kotak korek api itu. Ketika, ia sedang asyik menikmati bulu dan daging anjing itu, kelinci segera menutup penutup kotak korek api itu. Si kutu anjing pun terperangkap. Ia tidak bisa keluar dari tempat yang sempit itu.
Kelinci membiarkan kutu anjing itu beberapa hari. Ia tidak ingin tangkapannya kabur lagi. Setelah beberapa hari, kotak korek api dibuka. Meloncatlah si kutu anjing. Kelinci terkejut. Ia khawatir si kutu anjing akan kabur. Ternyata tidak. Kutu anjing itu sekarang, tidak bisa loncat melebihi tinggi kotak korek api yang beberapa hari ini mengurungnya. Kelinci dengan mudah kembali menangkap si kutu anjing.
Kisah 2: Kisah Rantai Gajah
---------------------------------
Suatu ketika, ada gajah liar yang merusak kampung. Sudah banyak orang yang celaka. Banyak rumah yang rusak. Sawah dan ladang pun demikian pula. Penduduk desa telah berusaha sekuat tenaga menangkap atau membunuh sang gajah. Tapi semua cara yang dilakukan gagal. Mereka kekurangan alat. Mereka hanya mengandalkan senapan angin yang tidak seberapa kekuatannya. Tentu saja, tidak bisa menaklukan sang gajah yang kuat dan besar.
Kebetulan sekali, lewatlah ke kampung itu seorang pemburu dari kota. Penduduk kampung pun meminta pertolongan sang pemburu. Dengan sigap pemburu ini segera memburu sang gajah. Mereka pun bertemu di pinggir kampung.
Sang pemburu sudah siap dengan berbagai alatnya. Ia gunakan senapan besar dengan kekuatan besar. Ia juga gunakan peluru bius yang sangat kuat. Ia yakin, peluru bius itu sanggup membius sang gajah. Beberapa kali tembakan meleset. Sampai pada tembakan kelima, akhirnya sang gajah tertembak. Peluru bius itu pun menancap di tubuh sang gajah. Beberapa saat, sang gajah meronta. Sampai kemudian, ia terjatuh dan pingsan.
Sang pemburu dan penduduk kampung kemudian merantai gajah itu. Rantai yang digunakan besar dan kuat sekali. Penduduk kampung pun lega. Akhirnya masalah besar itu selesai juga. Sang gajah pun bangun. Ketika bangun ia langsung berdiri dan berlari. Ia merasa benar-benar lapar. Tapi kakinya dirantai. Ia pun terjatuh. Ia berdiri lagi, lari lagi. Terjatuh lagi. Begitu terus. Sampai sang gajah lemas. Ketika melihat kesekelilingnya, ternyata ia menemukan sebongkah besar rumput. Ia pun menghampiri rumput itu dan memakannya. Ketika gajah itu kenyang, ia mencoba berlari lagi. Tapi rantai yang mengikatnya sungguh kuat. Ia terjatuh lagi.
Itulah yang terjadi hari-hari berikutnya. Sang gajah terus mencoba berlari, tapi ia terus gagal. Meski begitu, ia tidak kelaparan. Malah makin gemuk saja, karena makanannya bagus dan terjamin. Sang gajah pun berhenti mencoba lari. Setiap hari ia hanya makan saja. Rantai gajah pun diganti. Tidak lagi menggunakan besi yang besar dan kuat. Ia hanya diikat seutas tali plastik. Tapi sang gajah tidak mencoba berlari. Ia telah nyaman pada kondisinya sekarang. Ia tidak lagi liar.
--------------------------------------------------------------------------------
Rekan-rekan TLC,
Apa yang bisa disimpulkan dari dua cerita tadi? Kutu anjing yang tadinya bisa melompat tinggi, menjadi tidak berdaya dan hanya melompat setinggi kotak korek api. Demikian juga dengan sang gajah liar. Semula dibutuhkan rantai besi yang besar dan kuat untuk merantainya. Tapi, kemudian, seutas tali plastik saja tidak dicoba diputuskan oleh sang gajah.
Paling tidak ada tiga pelajaran yang dapat kita petik dari kisah di atas, diantaranya:
1. Setiap mahluk hidup sebenarnya mempunyai potensi yang hebat.
Setiap manusia dilahirkan dengan potensi yang hebat. Potensi hebat yang kita miliki diantaranya ruh, akal, nafsu, otak, fisik dan waktu yang Allah berikan. Nah, keenam potensi ini sama diberikan Allah pada setiap manusia. Perbedaannya terletak pada bagaimana kita menggunakan potensi itu. Orang yang sukses senantiasa memanfaatkan potensi yang ada. Ia yakin dengan kemampuan yang Allah berikan kepadanya.
2. Ada kondisi yang membuat potensi hebat tersebut, justru tidak digunakan. Kondisi tersebut membelenggu dirinya.
Ada banyak kondisi yang bisa membelenggu potensi manusia. Belenggu itu dapat dikelompokkan menjadi dua. PERTAMA, ketakutan & keraguan. KEDUA, belenggu kondisi. Belenggu ketakutan & keraguan adalah belenggu utama. Gajah berhenti berusaha lari karena ia takut jatuh lagi. Jatuh itu menyakitkan. Karena takut, ia belajar merasa nyaman dengan kondisi barunya. Ia pun masuk ke zona nyaman (comfort zone). Setiap kita pasti merasa takut dan ragu melakukan sesuatu yang baru. Hal baru ada di luar zona nyaman kita. Setiap manusia pasti dilanda ketakutan dan keraguan ketika ia melangkah keluar dari zona nyamannya. Belenggu kondisi adalah terbelenggunya potensi karena suatu kondisi. Misalnya kondisi ekonomi, sosial, usia, pendidikan, budaya, lingkungan dan sebagainya.
3. Manusia hebat adalah manusia yang berhasil memutuskan belenggu dalam dirinya sendiri.
Dua belenggu di atas membelenggu potensi. Bagaimana memutuskan belenggu itu? Prinsipnya ada dua. PERTAMA, optimalisasi potensi. KEDUA, pertolongan orang lain. Optimalisasi potensi bersifat internal. Kita harus mampu mengembalikan kepercayaan diri bahwa ada potensi hebat dalam diri ini. Sedangkan, pertolongan orang lain adalah hal dari luar diri kita. Orang yang mampu menjadi motivator dan membantu memutuskan belenggu yang ada.
----------------------------------------------------------------------------------
Rekan-rekan TLC, terkadang di sekeliling kita banyak ditemui orang-orang yang menjadi ‘kotak korek api’ atau ‘rantai gajah’ dalam kehidupan kita. Mereka senantiasa membuat diri kita stagnan (menghambat) dalam beraktifitas dan berbuat lebih. Kita telah merasa ada pada ‘comfort zone’ sehingga terbelenggu pada pekerjaan yang biasa saja, padahal potensi yang kita miliki akan menghasilkan lebih dari itu.
Atau sebaliknya, kita tidak menyadari bahwa kitalah si ‘kotak korek api’ dan ‘rantai gajah’ itu dalam kehidupan orang lain. Kita selalu menjadi orang yang membelenggu kesuksesan orang lain. Naudzubillah. Mari introspeksi diri!.
Langganan:
Postingan (Atom)